Rabu, 19 Maret 2014

penciptaan lingkungan bahasa Arab (بيئة عربية)

Poin-Poin Yang Akan Kita Bahas Kali ini
Ø  KBK
Ø  Pendekatan Kontekstual
Ø  Pendekatan Quantum
Ø  Hubungan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Quantum dengan Pendekatan Komunikatif
Ø  Implementasi Ketiga Pendekatan Dalam KBK
Ø  Penciptaan Lingkungan Pembelajaran Bahasa Arab

A.      KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
·         Latar Belakang
Lahirnya KBK dilatarbelakangi oleh ketidakpuasaan umum terhadap hasil pendidikan nasional selama ini. Salah satu factor penyebabnya ialah adanya kecenderungan untuk memaknai mutu pendidikan hanya dengan dari kemampuan kognitif. Akibatnya, aspek-aspek kepribadian, moral, budi pekerti, estetika, dan life-skill menjadikan terabaikan. Untuk itu, perlu dilakukan penyempurnaan kurikulum. Dan diharapkan dengan pemberlakuan KBK dapat memperkuat penerapan pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa sekolah.
·         konsep Pokok
kurikulum Berbasis Kompetensi adalah kurikulum pendidikan yang menjadikan kompetensi sebagai acuan pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
B.      PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
·         Latar Belakang
Lahirnya pembelajaran kontekstual dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap pola pikir behavioristik dalam pembelajaran yang hanya berorientasi pada latihan rangsangan-tanggapan (stimulus-respons).
·         Konsep Pokok
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching-Learning (CTL) adalah suatu konsep pembelajaran yang mengaitkan isi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi  pembalajar untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.
C.      PENDEKATAN PEMBELAJARAN QUANTUM
·         Latar Belakang
Filosofi yang menjadi landasan pendekatan quantum ini tidak berbeda dengan pendekatan kontekstual yaitu paham progresivisme dan kontruksivisme dalam pembelajaran yang student-oriented. Keberhasilan belajar menurut pendekatan quantum ditentukan oleh suasana kelas yang tidak menekan siswa, baik secara fisik, maupun psikis.
·         Konsep Pokok
Pembelajaran Quantum atau Quantum Learning (QL) adalah sebuah model pembelajaran yang berupaya ‘mengorkestrasi’ proses belajar-mengajar agar pembelajar dapat belajar dengan perasaan aman, nyaman, dan menyenangkan” (Ghazali, 2002).
D.      HUBUNGAN PENDEKATAN-PENDEKATAN KONTEKSTUAL- QUANTUM- KOMUNIKATIF DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KBK
·         Hubungan Ketiga Pendekatan
1.       Reaksi dari pola pikir behavioristik, dan mengandalkan LAD (Language Acquisition Device) dalam hal kemampuan berbahasa.
2.       Bersifat Student Oriented, menekankan KBM yang berpusat pada siswa.
3.       Kebermaknaan, keterkaitan dengan situasidan kondisi berbahasa yang nyata.
4.       Penerapan pengetahuan,tidak hanya menghafalkan.
5.       Responsif terhadap budaya.
6.       Sama dalam komponen-komponennya.
7.       Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri.
·         Implementasi Pendekatan Kompetensi dalam KBK
Pendekatan berperan sebagai strategi untuk mencapai kompetensi, sedangkan KBK sebagai acuan pencapaian kompetensi.
E.       MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (BI;’AH ‘ARABIYAH)
·         Latar Belakang
Dalam dunia belajar-mengajar bahasa, dikenal istilah pemerolehan bahasa (iktisa:b al-lughah –language acquisition device) dan pembelajaran bahasa (ta’allum al-lughah – language learning). Dalam penelitian (teori Monitor)yang dikerjakan  oleh Krashen (dlam Huda, 1999, hal. 17-22) disimpulkan bahwa lingkungan bahasa formal dan informal mempengaruhi kemampuan berbahasa asing dalam cara yang berbeda. Lingkungan informal membarikan masukan bagi pemerolehan, sedangkan lingkungan formal menyediakan masukan bagi monitor. Sehingga dari uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor lingkungan bahasa (Bi;’ah Lughawiyah – Linguistik Environments) dlam menanamkan kemampuan berbahasa, karena lingkunagn bahasa  merupakan wahana pemerolehan bahasa bagi siswa.
·         Menciptakan  Lingkungan Bahasa Arab
a)      Prasyarat Penciptaan Lingkungan Bahasa Arab
1.       Adanya sikap positif kepada bahasa Arab dan komitmen yang kuat.
2.       Adanya beberapa figur di lingkungan lembaga pendidikan yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab.
3.       Tersedianya alokasi dana yang memadai untuk pengadaan sarana dan prasarana.
b)      Menciptakan Lingungan Bahasa Arab Formal
1.       Menggunakan strategi interaksionis.
2.       Menggunakan materi yang bervariasi.
3.       Memperluas input kebahasaan.
4.       Memberikan peran yang dominan kepada siswa.
5.       Sedapat mungkin menggunakan bahasa Arab.
6.       Menggunakan metoda yang relevan.
7.       Merancang dan menyelanggarakan berbagai kegiatan penunjang.
c)       Menciptakan Lingkungan Bahasa Arab Informal
1.       Sumberdaya Manusia
2.       Lingkungan sikologis
3.       Lingkungan Bicara
ü  Guru bahasa Arab “rajin” menggunakan bahasa Arab dalam berbicara dengan  siswanya
ü  Dibudayakan penggunaanungkapan-ungkapan bahasa Arab dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan sekolah
ü  Diteta[kan adanya hari bahasa Arab ( يوم عربي)
ü  Ada juga yang menetapkan “lorong bahasa Arab”
ü  Ditetapkakn sanksi-sanksi yang edukatig dan tidak memberatkan bagi yang melanggar ketentuan-ketentuan tsb
4.       Lingkungan pandang/baca
5.       Lingkungan Dengar
6.       Lingkungan Pandang-Dengar
7.       Kelompok Pecinta Bahasa Arab
8.       Penyelanggaraan “Pekan ‘Araby
9.       Self Access Centre (مركز التعليم الذاتي)



Diambil dari buku “Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab” Fuad Effendy

Selasa, 04 Maret 2014

contoh proposal ptk pba "Optimalisasi Metode Jahriyah dalam Pemahaman Kitab Kuning"

Demi menjaga kerahasiaan identitas lembaga maka selanjutnya kami tulis nama lembaga dengan MTs. X






CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Optimalisasi Metode Jahriyah
Dalam Pemahaman Mata Pelajaran Qiroatul Kitab


















BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan pendahuluan secara berururtan meliputi subbab sebagai berikut: A. Latar Belakang; B. Rumusan Masalah; C. Tujuan Penelitian; D. Manfaat Penelitian
A.    Latar Belakang
Pondok pesantren salaf merupakan satu-satunya lembaga yang masih mempelajari kitab-kitab klasik (bc. Kitab kuning). Peranan kitab klasik tersebut sangat penting sekali bagi para penghuni pesantren salaf khususnya dan umumnya bagi seluruh umat manusia, sebab banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan ini dan kita membutuhkan sebuah pedoman untuk bisa menyelesaikannya, di dalam kitab-kitab tersebutlah banyak sekali mutiara yang terpendam dan membutuhkan keahlian, ketelitian, keuletan dan  kesabaran untuk bisa menemukannya. Namun perkembangan pelaksanaan pembelajaran kitab klasik tidak lepas dari berbagai hambatan dan kesulitan baik dalam penguasaan mufrodat, pembiasaan, pemahaman atau lainnya. Dan ketiga hal tersebut merupakan hambatan yang paling sering dialami oleh peserta didik. Sehingga hasil materi tersebut tidak bisa didapatkan secara maksimal.
Berpijak dari latar belakang di atas maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan, dalam hal ini penulis akan mengangkat suatu topik:             “ Optimalisasi Metode Jahriyah dalam Pemahaman Mata Pelajaran Qiroatul Kitab pada Siswi Kelas XII MTs. X Tahunn Pelajaran 2013/2014 ”.

B.     Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas penulis akan mengambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah penggunaan metode Jahriyah dapat meningkatkan hasil belajar  siswi kelas XII  MTs. Xdalam mata pelajaran Qiroatul Kitab?
2.      Bagaimana cara mengoptimalisasikan metode Jahriyah pada mata pelajaran Qiroatul Kitab pada siswi kelas XII  MTs. X?
C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan merumuskan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:
1.      Mengetahui sejauh mana peran metode Jahriyah dalam mata pelajaran Qiroatul Kitab pada siswi kelas XII  MTs. X
2.      Mengetahui cara pengoptimalisasian metode Jahriyah pada mata pelajaran Qiroatul Kitab pada siswi kelas XII  MTs. X
D.    Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama, khususnya pada KBM mata pelajaran Qiroatul Kitab di kelas IX A dan B putri MTs. X. Adapun secara detail manfaat yang diharapkan dari penelitian ini di antaranya adalah:
1.      Manfaat bagi guru
a.       Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melaksanakan upaya inovatif dalam menyampaikan materi Qiroatul Kitab
b.      Meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi setiap problematika yang muncul dari siswa
c.       Dapat meningkatkan minat guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas
d.      Membantu guru dalam merancang strategi dan metode pembelajaran yang tepat

2.      Manfaat bagi siswa
a.       Tumbuhnya motifasi siswa dalam proses pembelajaran
b.      Meningkatnya hasil belajar siswa baik aspek kognitif maupun afektif
c.       Memudahkan siswa dalam menangkap pehaman yang diberikan oleh guru
d.      Meningkatnya kektifan siswa dalam mengikuti pembelajaran materi Qiroatul Kitab
3.      Manfaat bagi lembaga
a.       Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Qiroatul Kitab
b.      Tumbuhnya motifasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu
c.       Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah

4.      Manfaat bagi khazanah pengetahuan
Penelitian sangat diharapkan memberi konstribusi bagi perkembangan khazanah pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan (pengembangan metode pembelajaran sejarah kebudayaan islam).
E.     Definisi Oprasional Variable

Penelitian tindakan kelas ini berjudul “ Optimalisasi Metode Jahriyah dalam Pemahaman Mata Pelajaran Qiroatul Kitab pada Siswi Kelas XII MTs. X Tahun Pelajaran 2013/2014 ”.

Optimalisasi                : pengoptimalan, dikerjakan lebih efektif, lebih giat dan lebih efisien
Metode                        : cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan  yangditentukan.
Membaca Jahriyah      : membaca dengan suara lantang / keras sehingga mampu didengar oleh semua yang ada diruangan tersebut.
Qiroatul Kitab             : membaca kitab klasik (kuning) tanpa harokat dan tanpa makna. Adapun kitab yang digunakan dalam penelitian ini adalah kitab Taqrib karangan Asy Syaikh Abu Syuja’
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan kajian pustaka secara berurutan meliputi subbab berikut: A. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar ; B. Metode Membaca Jahriyah; C. Pengertian Qiro’atul Kitab.
A.  Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
1. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
                 Motivasi Ekstrinsik menurut Sarsiman. A. M. (1988: 90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
                 Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
                 Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah
2.Metode Sebagai Strategi Pengajaran
            Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor Intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
                
Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra. Roestiyah. N. K. (1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai tehnik-tehnik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
            Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa.
        Guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.

B.       Metode Membaca Jahriyah
1.            Latar Belakang Metode Membaca
Metode ini lahir dari pemikiran para ahli pengajaran bahasa asing pada awal abad 20. teori ini dipelopori oleh bebrapa pendidik Inggris dan Amerika. West (1926) yang mengajar bahasa Inggris di India, berpendapat bahwa belajar membaca secara lancer jauh lebih penting bagi orang-orang India yang belajar bahasa Inggris ketimbang berbicara. West menganjurkan suatu penekanan padsa membaca buku hanya karena dia menganggap hal itu sebagai keterampilan yang paling bermanfaat yang harus diperolwh dalam bahasa asing, tetapi juga karena hal itulah yang paling mudah, suatu keterampilan dengan nilai tambah yang paling besar pada siswa pada tahap – tahap awal pembelajaran bahasa. Mendasarkan dirinya pada karya “Teacher’s  Word Book” (1921), West menepa para pembaca dengan sejumlah kosa kata terkontrol dan ulangan secara teratur bagi kata-kata baru.[1]dalam laporan hasil penelitian Coleman dan kawan-kawan tahun 1929, seperti dituturkan Nababan (1993: 19 ) dianjurkan bahwa tujuan pengajaran bahasa asing yang realistis adalah tercapainyaketerampilan membaca, maka perlu digunakan metode membaca (thariqah al-qiraah/ reading methode). Hasil laporan ini adalah bahwa tujuan utama program-program bahasa sebagai bahasa asing adalah diganti menjadi keterampilan membaca.[2]
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dasar metode membaca adalah penguasaan bahasa asing dengan memulainya dari penguasaan unsur bahasa yang terkecil, yaitu kosakata, yang didahului oleh latihan pengucapan yang benar, lalu pemahaman. Penguasaan unsur bahasa yang terkecil akan menentukan penguasaan bahasa secara keseluruhan. Sedangkan pengucapan kata dan pelafalan kalimat yang baik dan benar merupakan modal dasar membaca yang baik dan benar.[3]

2.            Tujuan dan Teknik Metode Membaca
a.       Tujuan Metode membaca
1.      Memahami isi atau kandungan suatu bacaan
2.      Untuk mencari informasi apapun yang dibutuhkan melalui sebuah tulisan baik informasi kognitif, intelektual, refrensial dan factual, aktif dan emosional.
b.      Teknik Pengajaran Keterampilan Membaca
Melihat tujuan di atas maka perlu penulis bahas tentang teknik pengajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan membaca. Adapaun teknik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1.      Guru membacakan beberapa kalimat dan jumlah dan disertai penjelasan maknanya (dengan mengcapkan gambar, isyarah, gerakan, peragaan, dll) setelah yakin bahwa siswa telah faham, kemudian guru menggunakan kalimat atau jumlah dalam komunikasi praktis.
2.      Guru menyuruh siswa membuka buku dan membacakan kalimat dan jumlah sekali lagi dan meminta siswa untuk mengulangi lagi.
3.      Siswa mengulangi kalimat dan jumlah secara bersama-sama, kemudian kelas dibagi dua atau tiga kelompok setiap kelompok diminta untuk mengulang-ulang sampai akhirnya guru memilih salah satu siswa secara acak untuk mengulang dan diikuti oleh seluruh temannya.
4.      Setelah selesai mebaca bersama-sama lalu siswa diminta untuk membaca sendiri-sendiri dalam hati.
5.      Setelah selesai mebaca, siswa diminta menghadap ke depan dan membiarkan buku tetap dalam keadaan terbuka.
6.      Setelah itu, guru tidak memberikan toleran waktu bagi siswa yang belum selesai dan juga tidak membiarkan mereka mengulangi teks pada waktu Tanyajawab. Hal ini mendorong siswa membaca secara tepat.
7.      Guru memberi pertanyaan seputar teks dan buku tetap terbuka, karena pada saat ini guru belum menguji hafalan siswa, siswa diperbolehkan untuk mencari jawaban dalam teks.
8.      Sebaiknya pertanyaan urut berdasarkan jawaban dalam teks sehingga dapat diketahui sampai batas mana.
9.      Hendaknya pertanyaan-pertanyaan itu membutuhkan jawaban pendek.
10.  Jika pertanyaan tidak mampu dijawaboleh siswa yang ditunjuk maka harus diberikan kepada siswa yang lain.
11.  Memotifasi siswa untuk menjawabpertanyaan sebagaimana yang ada dalam teks tanpa meminta siswa menjawab dengan ungkapan baru.
12.  Waktu yang ideal untuk melakukan Tanya jawab selama 20-25 menit[4]

3.      Metode Jahriyah/Membaca Nyaring (Al-Qiro’ah Al-Jahriyah)
Membaca nyaring adalah membaca dengan melafalkan atau menyuarakan symbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca. Latihan membaca ini lebih cocok diberikan kepada pelajaran tingkat pemula. Adapun tujuan dari membaca nyaring inil adalah agar pelajar mapu melafalkan bacaan dengan baik sesuai dengan system bunyi dalam bahasa Arab.
Selain itu ada bebrapa keuntungan dari membaca nyaring, antara lain:
1.      Membaca kepercayaan diri pelajaran
2.      Kesalahan-kesalahan dalam melafalkan dapat langsung diperbaiki oleh guru.
3.      Memperkuat disiplin dalam kelas, karena pelajar berperan serta secara aktif dan tidak boleh ketinggalan dalam membaca serentak.
4.      Memberi kesempatan kepada pelajar untuk menghubungkan lafal dengan otografi (tulisan).
5.      Melatih pelajar untuk membaca dalam kelompok-kelompok. [5]
C.  Pengertian Qiro’atul Kitab
Di kalangan pesantren, kitab-kitab Islam klasik sering disebut kitab kuning, karena warna kertas edisi-edisi kitab kebanyakan berwarna kuning.[6] Kitab kuning merupakan kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab, sebagai produk pemikiran ulama-ulama masa lampau (al-salaf) yang ditulis dengan format khas pra modern, sebelum abad ke-17-an M. atau disebut juga dengan “kitab gundul” karena huruf-huruf yang ada di dalamnya kebanyakan tidak memakai harakat (tanda baca), yang biasa disebut dengan gundul. Untuk bisa membacanya dibutuhkan keahlian tersendiri dengan kematangan ilmu nahwu, sharaf dan balaghah.[7]
Menurut Dhofier pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab Islam klasik merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Pada saat ini, kebanyakan pesantren telah mengambil pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian yang juga penting dalam pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih diberi kepentingan tinggi. Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang lebih mendalam dan tingkatan suatu pesantren bisa diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.[8]
Kitab-kitab klasik yang diajarkan di pesantren dapat digolongkan kepada (8) kelompok, antara lain menyangkut materi: (a) Nahwu atau Sharaf (b) Fiqh (c) Ushul Fiqh (d) Hadits (e) Tafsir (f) Tauhid (g) Tasawwuf dan Akhlak (h) Etika, serta cabang-cabang ilmu lainnya seperti tarikh atau sejarah dan balaghah atau sastra Arab.[9]
Adapun yang dinamakan Qiroatul Kitab di sini adalah membaca kitab-kitab klasik tersebut dengan tanpa  harakah dan makna, selanjutnya menjelaskan maksud dari kalimah-kalimah yang telah dibaca dan ilmu gramatikanya

BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan metode penelitian secara berurutan meliputi: A. Setting Penelitian; B. Subyek Penelitian; C. Rencana dan Prosedur Penelitian; D. Jadwal Penelitian; E. Biaya Penelitian; F. Personalia Penelitian
  1. Setting Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di MTs. X tahun ajaran 2013-2014. Pemilihan lokasi ini karena di madrasah tersebut terdapat mata pelajaran Qiro’atul Kitab dan salah satu visi dari marasah tersebut adalah “Unggul dan terampil membaca dan memahami literatur bahasa Arab[10], sehingga penelitian tindakan kelas ini bisa dilakukan.
2.    Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Septembar s/d Desember 2013
  1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswi kelas IX MTs. X sebanyak 60 anak. Pemilihan kelas ini dikarenakan kelas ini sudah melakukan pembauran selama satu tahun setelah pengelompokan di kelas VII berdasar latar belakang sekolah dan perbedaan kemampuan dalam menangkap pelajaran pada sekolaah asal (sekolah dasar masing-masing individu) dan di kelas VIII pembauran tersebut sudah dimulai sehingga di kelas IX kemampuan menangkap pelajaran di rasa sudah merata.
  1. Rencana dan Prosedur Penelitian
Desain Penelitian adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan alur kegiatan:
1.Refleksi Awal
2.Perencanaan Tindakan I
3.Pelaksanaan Tindakan I
4.Observasi, Refleksi, dan Evaluasi I
5.Perencanaan Tindakan II
6.Pelaksanaan Tindakan II
7.Observasi, Refleksi, dan Evaluasi II
8.Perencanaan Tindakan III
9.Pelaksanaan Tindakan III
10.Observasi, Refleksi, dan Evaluasi III
Berdasarkan desain di atas tahapan penelitian dijelaskan sebagai berikut:
a. Refleksi Awal
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi kesulitan siswa dalam memahami materi Qiroatul Kitab
b.      Perencanaan Tindakan
Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah-langkah perencanaan tindakan, yaitu menyusun instrumen penelitian berupa: Rencana Program Pembelajaran (RPP), Pengadaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS), soal tes, angket, lembar observasi.
c.       Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran, pengambilan atau pengumpulan data hasil angket, lembar observasi, dan hasil tes.
Materi pelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan I: memberi makna pada kitabus Sholat dan pembahasan ilmu gramatika arabnya, tindakan II: menghafal makna pada Kitabus Sholat dan memahami makna pada Kitabus Sholat, Tindakan III: membacakan makna pada Kitabus Sholat dan pemberian tes
d.      Observasi, Refleksi, dan Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan menganalisisnya untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini.
  1. Jadwal Penelitian
Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas


Bulan

NO
KEGIATAN
Ke-9
Ke-10
Ke-11
Ke-12
Ket
Mingguke….
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

1
Perencanaan














2
Persiapan














3
PelaksanaanTindakan I













4
PelaksanaanTindakan II












5
PelaksanaanTindakan III












6
Pengelolaan Data













7
PenyusunLaporan














            Sesuai dengan rencana yang tertuang pada point D di atas, penelitian ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap
E.     Biaya Penelitian
      Kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan memerlukan dana atau biaya operasional sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga penyelesaian laporan penelitian. Rencana anggaran penelitian sebagai berikut:

BIAYA PENELITIAN
No.
Kegiatan
Biaya (Rp)
Keterangan
1.
Perencanaan
  1. Pengetikan RPP
  2. Pengadaan LKS

50.000
300.000




Subjek Penelitian adalah siswi kelas IX A dan B berjumlah 60 orang
2.
Persiapan
  1. Pengetikan dan pengadaan soal tes
  2. Pembelian buku literature
  3. Dokumentasi
  4. Transportasi dan konsumsi

150.000

500.000
150.000
50.000
3.
Pelaksanaan
  1. Transportasi dan konsumsi (x 3 pelaksanaan)
  2. Honor observer (x 2 orang)

150.000

500.000
4.
Penyelesaian
  1. Pengetikan dan Penggandaan Laporan Hasil Penelitian
  2. Transportasi

500.000
50.000

Jumlah
2.400.000


  1. Personalia Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan oleh 2 orang peneliti yakni: @sangpemburusurga dan @Akhlish Liy Fu’adiy, dibantu oleh guru fak materi Qiroatul Kitab pada Madrasah Tsnawiyah X, yakni : bapak Ali Muhajir S.Pd[11]

















DAFTAR PUSTAKA
Daulay, Haidar Putra, Historisitas Dan Eksistensi Pesantren, Sekolah Dan Madrasah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001
Fadeli, Soeleiman dan Mohammad Subhan, Antologi NU Buku 1, Surabaya: Khalista, 2008
Hamdi, Jazim dan Mustafa Lutfi, Enterpreneurship Kaum Sarungan, Jakarta: Khalifa, 2010
Hamid, M. Abdul, Uril Baharuddin, Bisri Mustofa, Pembelajaran Bahasa Arab,
(Malang: UIN Malang Press, 2008)
---------Kurikulum KTSP (Revisi) Madrasah Tsanawiyah Fattah Hasyim Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang Tahun Pelajaran 2011-2012
Hermawan, Acep Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,  Bandung : Rosda
Karya, 2011
Mulyasa, E., Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet. II









LAMPIRAN-LAMPIRAN
Instrumen-instrumen:
1.                                                                                        Silabus
2.                                                                                        RPP
3.                                                                                        Lembar Observasi
4.                                                                                        Soal pre test dan post test















[1] M. Abdul Hamid, Uril Baharuddin, Bisri Mustofa, Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2008 ) P.30-31
[2]Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, ( Bandung : Rosda Karya, 2011 ), P.192
[3] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, p. 194
[4] Abdul Hamid, Uril Baharudin, Bisyri Mustofa. Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN Malang Press. Hal. 48. Lihat  M.Ali Al-Khauli. Ilmu Al-Lughoh. Amman : Daar Al-Falah. Hal. 39.
[5] Acep hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya 2011), Hal. 144.
[6] Jazim Hamdi, Mustafa Lutfi, Enterpreneurship Kaum Sarungan, p. 149, Jakarta: Khalifa, 2010
[7] Soeleiman Fadeli, Mohammad Subhan, Antologi NU Buku 1, p. 128, Surabaya: Khalista, 2008
[8] Jazim Hamdi, Mustafa Lutfi, Enterpreneurship Kaum Sarungan,p. 149
[9] Haidar Putra Daulay, Historisitas Dan Eksistensi Pesantren, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001, Sekolah Dan Madrasah, p. 18-19, dan Soeleiman Fadeli, Mohammad Subhan, Antologi NU Buku 1, p. 134
[10]---------Kurikulum KTSP (Revisi) Madrasah Tsanawiyah Fattah Hasyim Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang Tahun Pelajaran 2011-2012, P.6
[11] Disusun berdasarkan pedoman : Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet. II, P. 83-87